Manokwari, (25/11), Rektor Universitas Papua pada saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Konferensi Internasional Biologi (24/11) dimana Unipa dipercayakan sebagai tuan rumah konferensi Internasional dan Rapat Koordinasi Kobi Nasional Indonesia mengatakan Tanah Papua yang kaya akan biodiversitas spesies atau jenis-jenis flora maupun fauna telah menempatkan reputasi istimewa bagi Indonesia sebagai salah satu ‘negara terkaya biodiversitas’ di dunia.
Rektor Unipa Dr. Meky Sagrim Menegaskan bahwa “Dewasa ini, kita dapat melihat pemanfaatan biodoversitas dilakukan besar-besaran, tanpa atau kurang memperhatikan aspek pelestarian. Padahal keduanya harus berjalan bersama untuk menjaga keseimbangan dalam pembangunan berkelanjutan di tanah Papua. Tanah Papua khususnya Papua Barat memiliki biodiversitas yang cukup tinggi serta memiliki endemisitas flora dan fauna yang beragam. Provinsi Papua Barat memiliki beberapa kawasan konservasi, seperti Cagar Alam Pegunungan Arfak, Cagar Alam Pegunungan Tambrauw dan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy yang mengandung potensi keanekaragaman yang tinggi. Cagar Alam ini mengandung banyak satwa endemis. Selain itu terdapat hutan mangrove terluas kedua di dunia yang terletak di Teluk Bintuni serta terdapat Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih” katanya.
Meky Sagrim juga menyinggung tentang Visi dan Misi Unipa sampai dengan tahun 2035 bahwa “Visi UNIPA adalah “Pada Tahun 2035 Unipa menjadi Perguruan Tinggi Riset yang Mandiri, Bermartabat, Berjiwa Konservasi dan Berkarakter Wirausaha”. Melalui visi ini Universitas Papua menyelenggarakan pendidikan akademik yang terkait dengan bidang keilmuan sains dan teknologi. Bidang-bidang ini sangat penting sebagai dasar dalam menunjang bidang ilmu aplikatif lainnya. Salah satunya dalam menunjang pelestarian lingkungan dan pemanfaatan biodiversitas. Di Provinsi Papua Barat telah dilakukan beberapa kegiatan pelestarian serta pemanfaatan keanekaragaman hayati, seperti penangkaran kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera paradisaea), ekstrak Pandanus conoideus, Akwai (Drymis spp.), dan Myrmecodia sp. sebagai obat herbal. Kegiatan pembangunan yang dilakukan dengan tepat, dikombinasikan dengan sistem kawasan lindung terpadu, memungkinkan Provinsi Papua Barat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pada saat yang bersamaan melestarikan kekayaan sumber daya hayati” katanya.
Salah satu dari visi misi Rektor tentang Akreditasi Universitas juga disinggung dalam sambutan yang disampaikan pada pembukaan Konferensi Internasional dan Rapat Koordinasi Kobi, beliau mengatakan bahwa pelaksanaan konferensi ini sangat membantu dalam upaya Unipa dalam rangka akreditasi Universitas agar kelak lulusan Unipa dapat diterima di semua dunia kerja baik swasta maupun pemerintah.
Mengakhiri sambutannya Rektor, memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para sponsor yang memberikan dukungan kepada panitia pelaksana kegiatan Konferensi Intyernasional diantaranya kepada Gubernur Papua Barat melalui Balitbangda Provinsi Papua Barat yang di nakodai oleh Prof. Dr. Ir. Charlie D. Heatubun, S,Hut, M.Sc, Freeport Indonesia, Consersium Biologi Indonesia, dan kepada Conservation International. Sementara itu beliau juga mengucapkan terima kasih kepada mitra kerja yang sudah dan belum sempat memberikan kontribusi kepada panitia pelaksana Konferensi Internasional Bilogi. Katanya kegiatan ini bersifat internasional sehingga setiap mitra kerja di minta untuk memberikan dukungan baik moril maupun finansial. (m/i/UNIPA)