Singaraja– Usia Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha (FK-Undiksha) memang masih sangat muda. Namun hal tersebut tidak menjadi halangan untuk mewujudkan mahasiswa berkualitas. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan mahasiswa menyabet medali perak pada ajang Advance Inovative Global Competition yang berlangsung di Nanyang Technological University, Singapura pada 15 sampai 17 November 2019.
Prestasi itu diraih lima mahasiswa yang tergabung dalam satu tim. Yaitu I Gusti Agung Mirah Puspitayani, I Nyoman Windiana, I Made Bharata Deandra Odantara, Ketut Alit Wira Adi Kusuma dan R.R Fitria Dwi Intan Milleniari. Tim ini menciptakan produk jinabiu gel sebagai obat untuk penyakit kulit yang disebut impetigo. Produk tersebut dibuat dengan mengolah sampah kulit pisang dari para pedagang pisang goreng. Mendapatkan hasil terbaik, perlu perjuangan sekitar lima bulan.
Tim ini mengawali dengan menyusun ide penelitian dan banyak melakukan research. Dari itu diputuskan untuk membuat produk dan mencoba mengajukan ke kompetisi yang cukup bergengsi ini. Berkeliling mencari laboratorium yang menyediakan alat untuk penelitian juga dilalui sampai produk berbahan alami itu berhasil tercipta.
“Dari produk tersebut kemudian disusun abstrak serta segala hal yang diperlukan untuk dikirimkan kemudian diseleksi di website resmi Advanced Innovation Global Competition Singapore. Kurang lebih seminggu menunggu, akhirnya tim menerima LoA atau Letter of Acceptance dari penelitian kami dan diundang sebagai finalis AIGC Singapore untuk berjuang sebagai salah satu dari delegasi,” kata pembina, Dr.dr.Made Budiawan.,M.Kes.,AIFO.
Dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran ini menjelaskan ide untuk membuat produk itu dilatarbelakangi atas penderita penyakit impetigo yang cukup tinggi. Namun pengobatannya menggunakan antibiotik kimia yang memberikan dampak negatif berupa efek samping, seperti iritasi dan reaksi hipersensitifitas. “Untuk itu perlu dibuat obat antibiotika yang bersumber dari alam. Kulit pisang ternyata mengandung zat yg mampu untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab impetigo. Maka dibuatlah riset,” jelasnya.
Mendapatkan prestasi gemilang itu, tim harus berkompetisi dengan tim dari perguruan tinggi bergengsi. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari peran pembina lain, dr. Ni Nyoman Mestri Agustini, M.Kes., M.Biomed.,SpN dan dr. Made Bayu Permasutha., S.Ked. Budiawan menjelaskan, raihan tersebut menjadi hal yang membanggakan sekaligus menjadi motivasi bagi mahasiswanya untuk terus berkarya, melahirkan produk inovatif dan bisa melahirkan prestasi pada ajang lainnya. “Sampai bisa ke jenjang ini, tentu menjadi hal yang luar biasa. Tetapi kami terus berharap kedepan semakin banyak prestasi yang dilahirkan,” katanya.
Pascakompetisi ini, imbuhnya tim akan terus melakukan penyempurnaan terhadap produk tersebut, khususnya tes farmakologi, uji klinik dan uji toxisitas. “Produk ini akan dilanjutkan ke tahap berikutnya, sehingga benar-benar bisa dimanfaatkan untuk kesehatan,” pungkas Budiawan.
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd memberikan apresiasi atasu prestasi itu. Ia menegaskan, usia fakultas bukan halangan untuk menunjukkan kualitas pada berbagai kompetisi, terlebih yang berskala internasional. “Ini luar biasa. FK masih berusia muda, tetapi sudah bisa melahirkan prestasi dan menciptakan inovasi,” katanya. Ia berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk mahasiswa maupun fakultas untuk menorehkan hal serupa. “Prestasi sangat penting untuk meningkatkan grade lembaga. Tentu kami berharap semakin banyak prestasi yang diraih oleh mahasiswa,” katanya. (UNDIKSHA)