Dalam rangka mengembangkan kreatifitas dan inovasi mahasiswa untuk menghadirkan solusi atas sejumlah permasalahan dan tantangan di kasawan lahan kering kepulauan, terutama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), maka Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar Lomba Karya Cipta Inovasi Berbasis Lahan Kering Kepulauan. Lomba yang melibatkan para mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebut sebelumnya diikuti 64 kelompok mahasiswa dengan makalah masing-masing. Namun, pada puncak lomba hanya diikuti 9 (sembilan) kelompok finalis.
Hadir pada acara final lomba tersebur, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Siprianus Suban Garak, M.Sc, Kepala LP3M Undana, Dr. Ir. Stefanus P. Manongga, MS, Guru Besar Fakultas Pertanian Undana, Prof. Ir. Yosep Seran Mau, M.Sc., Ph. D, Dosen FST Undana, Dr. Jefri Bale, M. Eng serta para panitia lomba.
Ketua Panitia Lomba Karya Inovasi Undana, Meksianis Z. Ndii, S.Si., M.Sc., Ph.D. dalam laporannya menyatakan, 64 makalah yang diperoleh sebelumya dari 20 PTN di Indonesia. “Dari 64 makalah tersebut sebanyak 16 makalah masuk dalam kategori sains dan teknologi, 10 makalah terkait dengan bidang ekonomi, 10 makalah dalam bidang seni, pariwisata, dan pendidikan, 19 makalah masuk dalam kategori bidang sosial, dan 9 makalah masuk dalam kategori pertanian,” jelas Meksi ketika menyampaikan laporan pada Lomba Nasional Karya Cipta Inovasi Berbasis Lahan Kering Kepulauan yang digelar di Hotel Amaris, Kupang, Senin (13/12/2021) lalu.

Ia menyatakan, panitia kemudian menentukan 12 (dua belas) orang dewan juri untuk menyeleksi makalah-makalah yang masuk. “Dari 64 makalah tersebut, 59 makalah berhasil masuk seleksi tahap satu, dan 59 makalah itu dibagi dalam 4 kategori, dan tiap kategori dinilai oleh tiga orang juri sesuai bidang kompetensi yang meraka miliki, kemudian masing-masing kategori diperoleh lima makalah terbaik, kemudian menjadi 20 makalah terbaik,” jelasnya.
“Kemudian juri berdiskusi untk menentukan 10 makalah yang hari ini akan dilombakan. Kami menyampaikan bahwa hasil penilaian dewan juri relatif hampir sama dan tidak berbeda,” sambung Dosen FST Undana itu. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa para juri memiliki pandangan yang sama terhadap makalah yang masuk. Karena itu, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Rektor Undana dan Gubernur NTT yang telah ikut mendukung kegiatan tersebut.
Meks menjelaskan, cakupan kajian dari lomba tersebut terdiri dari tujuh sistem, yaitu sistem kepercayaan, kesenian, mata pencaharian, teknologi, komunikasi, sosial, lingkungan, tata ruang dan arsitektur. “Dan, lomba ini kami namakan lomba karya cipta dengan tagline, Undana merangkul dunia melalui lomba kreatifitas lahan kering kepulauan,” pungkasnya.
Rektor Undana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc dalam sambutannya mengapresiasi lomba nasional yang diinisiasi LP3M Undana. Menurutnya, lomba tersebut sangat penting, karena lahan kering telah menjadi fokus pengembangan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Undana sejak 1982. Pengembangan Undana ke depan, ungkap Dr. Maxs, tetap berfokus pada lahan kering kepulauan yang telah menjadi keunggulan komparatif dan kompetitif pada skala regional, nasional maupun dunia. “Undana sebagai universitas berorientasi global, tetapi tetap mengedepankan keunggulan lokal yang dimiliki yaitu lahan kering kepulauan, yang konon hanya ada di sebagian Maluku Selatan, NTB dan NTT,” ujarnya.
Menurutnya, perlombaan tersebut sangat menarik, karena ikut melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang berada di luar wilayah lahan kering kepulauan. Karena itu, lanjut Rektor Undana, kajian-kajian seperti ini harus diberi apersiasi. “Ini sangat menarik untuk kita cermati bersama, bagaimana ide-ide inovatif ini ditawarkan oleh teman-teman yang berasal dari luar lingkungan lahan kering kepulauan,” imbuhnya. Ia menambahkan, kebijakan Kemendikbudristek terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sangat mendorong PT untuk mengimplementasi dan mengembangkan program tersebut. Karena itu, menurut dia, perlombaan ini sangat relevan dengan program tersebut. Abad 21 ini juga menuntut kompetensi mahasiswa untuk unggul dalam 3 C, yakni critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan memecahkan masalah), communication (komunikasi) dan compassion (perasaan belas kasih). “Nah, critical thinking dan problem solving inilah yang akan kita lihat dan dengar dari para mahasiswa hari ini,” ujar Dr. Maxs memungkasi.

Dalam lomba yang diikuti 10 kelompok tersebut, panitia menyiapkan tigas sesi bagi para kelompok. Sebanyak tiga kelompok menyampaikan paparanya dalam setiap sesi yang disiapkan selama 10 menit. Kemudian pada akhir sesi ditutup dengan tanya jawab dari salah satu perwakilan juri. Perwakilan juri pada sesi pertama oleh Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M. App. Sc., Ph. D, sesi ke dua oleh Redemtus Kono, S. Fil, yang mewakili Anggota DPR RI, Ansi Lema, S. IP., M. AP, dan sesi ketiga oleh Prof. Dr. Med. Vet. Drh. R. Wisnu Nurcahyo.Redemtus Kono, S. Fil.
Usai lomba, ketiga dewan juri tersebut kemudian memutuskan para juara Lomba Nasional Karya Cipta Inovasi Berbasis Lahan Kering Kepulauan Undana tahun 2021. Harapan II diraih oleh kelompok mahasiswa dengan judul makalah “Lizates (Limbah, Zai, Irigasi Tetes): Optimalisasi Irigasi Tetes dan Konsep Lubang Zai dengan Sumber Air Filtrasi Limbah Domestik di NTT. Harapan I diraih oleh kelompok mahasiswa dengan judul makalah “Early Warning System untuk Bahaya Penularan Penyakit Menular di Wilayah Lahan Kering. Juara III diraih oleh kelompok mahasiswa dengan judul makalah: Burjaku: Inovasi Bubur Instan Antioksidan Berbasis Sumberdaya Hayati Lahan Kering Jagung Lokal dan Kusambi (Schelechera Oleosa Merr). Juara II diraih oleh kelompok mahasiswa dengan judul makalah “Inovasi Rancangan Auttoram dalam Mengoptimalkan Budidaya Tanaman Kunyit di Desa Tarus”. Sementara, juara I diraih oleh kelompok mahasiswa dengan judul makalah “Rancang Wujud Sistem Pertanian Terpadu “Akuatis”: Alat Konversi Udara-Air dan Penyiraman Otomatis”. Pada kesempatan itu, panitia langsung menyerahkan hadiah kepada para peraih harapan dan juara dalam lomba tersebut. Juara satu mendapat Rp. 10 juta, juara dua mendapat Rp 7,5 juta, dan juara III mendapat Rp 5 juta. Sementara harapan IV sampai IX mendapat Rp 2,5 juta. Pada final tersebut, salah satu finalis tidak hadir, sehingga hadiah hanya diberikan kepada sembilan finalis.

Ketua Dewan Juri, Prof. Frans Umbu Datta pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang telah berpartisipasi dalam lomba tersebut. Ia juga ikut menyampaikan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja luar biasa mewujudkan lomba tersebut. “Acara final pada hari ini tidak akan ada final, kalau tidak ada semi-final, bahkan kalau tidak ada awal. Pasti ada proses awal yang butuh pergumulan dan kerja keras,” ujarnya. Prof. Umu Datta berharap perlombaan tersebut dapat membangkitkan semangat meneliti dan inovasi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Sebab, saat ini Indonesia menjadi bagian dari G-20. “Itu berarti tidak saja dalam konteks perekonomian tapi inovasi. Sebab inovasi akan menjadi jembatan untuk menjamin Indonesia tetap berada di G-20 dan seterusnya. Ini menjadi tanggungjawab dan beban kita semua yagn perlu kita kerjakan,” ujarnya memungkasi.
Untuk diketahui, para mahasiswa pemenang pertama pada lomba tersebut terdiri dari tiga kampus, yakni Undana, Institut Teknologi Malang dan Institut Teknologi Garut. Mereka adalah Klaudius G. Teme, (Teknik Mesin, FST Undana), Adi Wiranto (FST Undana), Markus P. Flores, Madya Bintang (Institut Teknologi Malang/Semester III), Elisa Nurlisina (Institut Teknologi Garut/ Semester V). (rfl/UNDANA)