Prestasi yang gemilang kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Tadulako (Untad). Dua mahasiswa angkatan 2019, yakni Gita Cahyani, mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untad dan Dian Septiawati, mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) berhasil lulus dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2022.
Program IISMA ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memberi kesempatan bagi mahasiswa melanjutkan kuliah di universitas luar negeri selama satu semester. Program IISMA Tahun 2022 diikuti oleh kurang lebih 7501 mahasiswa dari seluruh Indonesia dimana yang dinyatakan lulus hingga akhir sebanyak 1155 termasuk dua diantaranya adalah mahasiswa Untad.
Dalam kesempatan wawancara pada Selasa, (17/5), kedua mahasiswa tersebut berbagi pengalaman serta tips untuk dapat lulus program IISMA. Gita dan Dian menyatakan bahwa awalnya mereka tidak percaya dapat lulus di salah satu program yang amat bergengsi ini. “Awalnya merasa insecure, karena saingannya dari seluruh Indonesia, namun karena selalu didukung oleh teman, dosen, dan juga peran Internasional Office Untad akhirnya kami bisa sampai di tahap ini” kata mereka.
Keduanya telah lama ingin mengenyam pengalaman belajar di luar negeri. Bagi mereka kesempatan belajar di luar negeri dapat memberi banyak manfaat dalam pengembangan diri sebagai, “Selain menambah wawasan, kehidupan akademik di luar negeri pastinya berbeda, kita juga dapat kesempatan untuk berdiskusi dengan orang luar, bertukar pikiran dan dapat melihat sesuatu dari persepektif yang berbeda” kata Dian
Meski harus bersaing dari ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia, Gita dan Dian tidak gentar dan pantang menyerah. Mereka telah mempersiapkan diri sebaik-baiknya bahkan sejak tahun sebelumnya. Persiapan tersebut diantaranya persiapan dokumen, seperti CV dan Bahasa Inggris, sebab program IISMA ini mempersyaratkan kemampuan Bahasa Inggris yang dibuktikan melalui sertifikat baik TOEFL IBt, IELTS ataupun Duolingo. Adapun proses seleksi terdiri dari seleksi berkas, tes wawasan kebangsaan serta wawancara.
“Dalam seleksi berkas terdapat 4 essay yang harus diisi, essay ini harus diisi dengan ringkas tapi harus impactful, pertanyaannya diantaranya seputar prestasi dan pengalaman kepemimpinan” kata Gita. Menurut Gita yang saat ini menjabat sebagai Koordinator Lembaga Bahasa Inggris di Fekon Untad, penting bagi mahasiswa yang ingin mendaftar IISMA untuk memperkaya pengalaman organisasi dan kepemimpinan.
Ditanya tentang alasan memilih kampus tujuan, Gita Cahyani memilih Palacky University Olomouc di Republik Ceko sebagai pillihan studinya. Rencananya ia akan mengambil jurusan yang berkaitan dengan psikologi.
“Dalam pemasaran kita butuh pemahaman tentang psikologi manusia. Sebagai contoh, untuk personal branding misalnya, maka kita harus mengerti behaviour orang yang tentunya berkaitan dengan psikologi mereka” kata Gita yang bercita-cita menjadi pengusaha.
Berbeda dengan Gita, Dian yang lulus di University of Szeged, Hungaria menjelaskan bahwa ia memilih kampus University of Szeged karena universitas tersebut terkenal karena jurusan Kesehatan Masyarakat dan Ekonominya. Adapun di sana, Dian telah memilih mata kuliah yang sesuai dengan minatnya seperti Health Promotion, Public Speaking and presentation Skills, serta Environmental Economy. Ia berharap nantinya ilmu yang ia peroleh di Hungaria dapat ia gunakan untuk menggapai cita-citanya sebagai peneliti agar dapat membangun dan memperbaiki kualitas kesehatan di Sulawesi Tengah.
Di akhir wawancara, keduanya berpesan kepada para mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Tadulako untuk tidak takut mencoba dan selalu mengambil kesempatan yang ada. “Selagi masih muda, masih kuliah, kita harus manfaatkan peluang dan kesempatan yang ada, maksimalkan potensi diri, jangan takut mencoba dan jangan takut gagal, kalaupun gagal paling tidak sudah mencoba, jangan sampai menyesal di masa tua nanti ” kata Dian yang juga Kepala Regional Asosiasi Peneliti Muda.
Selain itu, Gita menambahkan bahwa beasiswa IISMA ini tidak selalu mencari mereka yang memiliki IPK paling tinggi atau prestasi akademik yang luar biasa, akan tetapi IISMA mencari mahasiswa yang sesuai dengan tujuan dari program Merdeka Belajar itu sendiri, mahasiswa yang memiliki kemauan tinggi untuk belajar dan berdampak kepada masyarakat.
“IISMA tidak hanya mencari mahasiswa yang pintar tetapi mereka mencari mahasiswa yang unik, untuk itu jadilah diri sendiri, selain itu mahasiswa juga harus tahu apa yang mereka ingin lakukan di masa depan, memberi dampak, tidak perlu besar yang penting bermanfaat, juga memiliki kemampuan pemecahan masalah, itu yang diinginkan”, Kata Gita.
Satu lagi yang menjadi catatan keduanya, bahwa jangan pernah meremehkan kekuatan doa. “Terus berdoa, maksimalkan usaha, Insha Allah impian kita akan terwujud” kata Gita dan Dian di akhir wawancara.
Rencanaya kedua mahasiswa Untad ini akan memulai perkuliahan mereka di bulan September nanti. Sebelumnya mereka akan mengikuti Pre Departure Training baik secara virtual maupun secara tatap muka oleh Kemendikbudristek.
Rektor Untad, Prof Dr Ir Mahfudz MP, mengapresiasi prestasi mahasiswa Untad tersebut. Pihaknya berharap bahwa kesempatan belajar di luar negeri ini akan dimanfaatkan oleh keduanya dengan sebaik-baiknya. Sebagai duta Universitas Tadulako keduanya diharapkan dapat membawa nama baik Untad di dunia internasional.
“Ini adalah kesempatan kalian untuk belajar. Di sana kalian diharapkan melihat, mengamati dan mengambil hikmah dari pengalaman tersebut. Sehingga nantinya ke depannya ketika akan kembali, kalian dapat mengambil peluang – peluang untuk masa depan kalian. Tunjukkan kalau Tadulako bisa tampil di dunia Internasional” pesan Prof Mahfudz.
Sebagai apresiasi atas prestasi yang mereka torehkan, keduanya akan dibebaskan dari pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Rektor juga berharap kedepannya banyak mahasiswa Untad yang dapat berpartisipasi dalam program IISMA Kemendikbudristek tersebut. (UNTAD)