
Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Hasanuddin dan PT. Astra International, Tbk. melakukan kerja sama pada proyek inovasi untuk masyarakat yang memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Proyek inovasi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Astra Energy Student Inovation (AGEnSI) yang berfokus terhadap pengembangan existing technology dan inovasi baru teknologi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam lingkup mahasiswa Perguruan Tinggi dan siswa SMA/SMK/MA sederajat seluruh Indonesia.
Kegiatan ini terdiri atas beberapa tahap, yang dimulai dengan seleksi tim pada 30 Agustus 2021, dilanjutkan dengan Tahap Idea Generation pada 17 September – 13 Oktober, dan berakhir dengan tahap implementasi pada 17 – 25 Desember 2021.
Dhea Izumi selaku ketua Tim Riset Astra Energy Student Innovation untuk SRE Universitas Hasanuddin menjelaskan bahwa AGEnSI merupakan platform bagi pelajar di seluruh Indonesia untuk berinovasi dalam rangka mendukung tercapainya target EBT. Selain itu, kegiatan tersebut dimaksudkan agar masyarakat awam lebih menyadari dan memahami penggunaan EBT dalam kehidupan sehari-hari.
“Sesuai target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025, maka PT Astra International, Tbk. berinisiatif melakukan kegiatan yang melibatkan generasi muda dapat ikut andil dan turun langsung dalam mengakselerasi target tersebut,” jelas Dhea Izumi.
Tim AGEnSI SRE Universitas Hasanuddin mencanangkan suatu proyek inovasi yaitu alat Solar Powered Water Purifier, yang berlokasi di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pemasangan alat selesai dilakukan pada 25 Desember 2021 lalu.
Solar Powered Water Purified bekerja dengan cara mengoversi air tanah menjadi air minum yang layak dikonsumsi dengan sumber energi dari tenaga surya. Dalam tahapan pengolahannya, air tanah akan melalui lima tahap filter. Tahap pertama dan kelima adalah filter sedimen 1 mikron, tahap kedua yaitu tahap resin, tahap ketiga yaitu tahap mangan, dan tahap 4 yaitu tahap karbon aktif.
Setelah melalui proses filterisasi, air akan dipompa ke Reverse Osmosis (RO), kemudian masuk ke tabung alkaline untuk menetralkan pH air. Pada proses akhir, bakteri yang terdapat dalam air akan dihilangkan dengen Sinar UV dan air-pun dapat dikonsumsi.
“Alat ini portable, menerapkan teknologi tepat guna, memanfaatkan sumber energi matahari untuk memenuhi kebutuhan air minum. Masyarakat disini sangat terbantu,” kata Bang Komar, salah satu penduduk di Pulau Pramuka. (aya/dhs/UNHAS)