Perkuat Kolaborasi Riset, Unhas dan Autralia-Indonesia Center (AIC) Resmikan PAIR Lab InitiativeDesember 5, 20228:25 amDalam rangka melanjutkan kolaborasi riset serta memperkuat jejaring peneliti, Universitas Hasanuddin dan Australia-Indonesia Centre (AIC) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan meresmikan PAIR (Partnership for Australia-Indonesia Research/Kemitraan Riset Australia-Indonesia) Lab Initiative dalam menghasilkan kemitraan jangka panjang berkelanjutan dengan pembuat kebijakan, kalangan industri dan masyarakat sipil, dan berfokus pada kepentingan wilayah Sulsel.
Peresmian pendirian PAIR Lab Initiative digelar pada acara PAIR Policy Forum dalam rangkaian PAIR Annual Summit 2022 yang ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent oleh Rektor Unhas, Ketua Dewan Penasihat Riset PAIR (RAP) (Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc), bersama Ketua Dewan AIC (Harold Mitchell, AC), disaksisan oleh Minister-Conselor (Political, DFAT (Adrian Lochrin) didampingi Direktur Eksekutif AIC & Direktur Program PAIR (Dr. Eugene Sebastian) dan Dirjen Dikti, Kemendikbudristek RI (Prof. Ir. Nizam) serta secara simbolis ditandai dengan pemukulan gendang.Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Senat Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, serta terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan siaran langsung melalui kanal Youtube Universitas Hasanuddin, pada Senin (5/12).
Dalam sambutan pembukanya, Rektor Unhas Prof. JJ menyampaikan bahwa pendirian PAIR Lab Initiative merupakan suatu hal yang sangat bermakna bukan hanya bertujuan untuk mendekatkan hasil penelitian dengan para pemegang pengendali kebijakan termasuk industri, masyarakat sipil, serta pada kepentingan pembangunan wilayah Sulawesi Selatan, namun akan menjadi suatu momentum kolaborasi untuk belajar bersama. Dirinya sangat mengapresiasi peran pemerintah Australia yang telah memberikan dukungan pendanaan untuk pelaksanaan program PAIR.
“Ini adalah suatu program yang akan menjadi contoh tentang bagaimana kolaborasi atas kerja sama kemitraan ilmu pengetahuan dan penguatan kapasitas. Demikian diharapkan kerja sama PAIR ini dapat dijadikan platform kerja sama antara dua negara dan juga tentu antar univerisitas dalam negara masing-masing, dan atara univeristas antar dua negara. Ini membawa universitas unuk betul betul menghadapi cara kerja untuk mampu berpikir dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh seluruh pihak termasuk pemerintah,” jelas Prof. JJ

Lebih lanjut, Prof. JJ berharap Unhas dapat mengambil peran terhadap pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan bersama pemangku kepentingan yang berbasis pada bukti secara sains dan tentu mengarah kepada pengoptimalan manfaat dan kebijakan yang ditetapkan. Unhas sangat bangga menjadi bagian dari PAIR dalam melibatkan sejumlah dosen dan peniliti yang tidak hanya bekerja secara monodisiplin, tetapi juga bekerja lebih interdisiplin lintas laboratorium dan lintas universitas.
“Sehingga kita dapat mengoptimalkan segala potensi untuk mengantisipiasi dan juga setiap masalah yang kita hadapi secara kompelks sehingga pendekatannya pun harus multidispilin.Serta dalam pelaksanaannya bukan hanya antar universitas tetapi juga langsung melibaktan para pembuat kebijakan, pemerintah, masyarakat, perusahaan, industri, sehingga saya kira ini menjadi model yang diharapkan bahwa kami di Unhas akan mereplikasi secara internal terutama kaitannya dalam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya wilayah Sulsel,” lanjut Prof. JJ.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Australia-Indonesia Centre, Dr Eugene Sebastian, menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan dan partsisipasi yang sangat kuat dari Universitas Hasanuddin. AIC memiliki misi untuk memajukan hubungan antar individu dalam kolaborasi ilmu pengetahuan, riset, teknologi, pendidikan, inovasi, dan budaya.

PAIR Lab akan melakukan kolaborasi di bidang konektivitas, komoditas, dan kaum muda dengan memanfaatkan jejaring pakar nasional dan internasional. Menjalankan visi menjadi terdepan dalam memberikan paraktik internasional terbaik yang diarahkan pada kebijakan dan menyediakan riset mutakhir di Sulawesi Selatan dan Indonesia Timur.
Setelah pembukaan secara resmi, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi Talkshow: Connectivity, people, and Place yang terbagi dalam dua sesi. Pada sesi pertama membahas mengenai rekomendasi riset PAIR di bidang Transportasi, Logistik dan Rantai Pasok; dan bidang Komoditas Rumput Laut, serta sesi kedua bersama para panelis yang hadir, yakni Prof Nyoman (Senior Fellow AIC, ITS), Dr Syamsul Pasaribu (Associate Fellow AIC, IPB), Ir. H. Suardi Saleh, M.Si., (Bupati Barru), Andi Amanna Gappa (Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulsel), dan Dr Muhammad Ilyas (Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel)

Pada sesi kedua membahas mengenai rekomendasi Riset PAIR di bidang Kalangan Muda dan Pembangunan; Kesehatan dan Kesejahteraan, bersama para panelis, yakni Dr Reni Suwarso (Senior Fellow AIC, UI), Dr Sudirman Nasir (Senior Fellow AIC, Unhas), H.A.S. Chaidir Syam, S.IP., M.H (Bupati Maros), Dr. H A Aslam Patonangi (Ketua Tim Percepatan Kerjasama Provinsi Sulawesi Selatan dan AIC), dan Setiawan Aswad Ph.D (Kepala Dinas Pendidikan Sulsel). Kedua sesi dipandu oleh Dr. Hasnawati Saleh selaku moderator.

Seluruh kegiatan berlangsung lancar dan diakhiri dengan pernyataan penutup oleh Prof Jamaluddin Jompa, Rektor Universitas Hasanuddin, Ketua Dewan Penasihat Riset PAIR (RAP) dan sesi foto bersama. (dhs/Supratman/UNHAS)