“Tetapi pada hakikatnya Persyarikatan kami itu tiada lain hanya satu dari beberapa petunjuk lahirnya pemikiran baru yang menggetarkan bahagian antero dunia yang berfikir. Lagi pula boleh dikatakan akan pertimbangan atau perlawanan pengajaran Darwin. Bukankah pengajaran Darwin itu berasas peperangan hidup?
Sudah tentu saja kejadiannya pengajaran ini menindas dan memusnahkan yang bersifat lembek. Karena bermaksud untuk diri sendiri supaya dalam dunia ini mendapat tempat yang baik. Sedang fikiran baru itu timbul dari asas yang lain. Yakni asas cinta kasih. Asas cinta kasih ini sudah barang tentu tiada mengizinkan, tiada memberi kesempatan, beberapa untuk keperluan diri sendiri. Akan tetapi mewajibkan berkurban untuk mencapai hidup mulia bagi umum” (dr. Soetomo).
Dua paragraf di atas merupakan penggalan pidato dr. Soetomo (1888-1938) pada Ahad, 14 September 1924 saat Pembukaan Poliklinik Muhammadiyah Surabaya.
Acara tersebut dihadiri oleh Pengurus Besar Muhammadiyah yakni Haji Soedja’ dan Ki Bagus Hadikoesoemo.
Di hadapan khalayak umum yang datang menghadiri acara pembukaan Poliklinik Muhammadiyah Surabaya itu, dr Soetomo memberi sambutan kepada undangan sekaligus memperkenalkan gerakan Muhammadiyah.