Universitas Hasanuddin dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) menyepakati kerja sama pembangunan World Sagu Center. Kolaborasi ini merupakan upaya meningkatkan produksi dan nilai tambah komoditas Sagu.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam penandatangan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unhas (Prof. dr. Muh Nasrum Massi, Ph.D) dan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Ir. Dedi Junaedi, M.Sc). Kegiatan berlangsung, mulai pukul 10.00 Wita secara luring terbatas di Ruang Rektor, Lantai 8 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa (14/6).
Turut hadir mewakili Rektor Unhas, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur (Prof. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil. Ph.D) didampingi Dekan Fakultas Pertanian Unhas (Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc), dan Prof. Dr. Ir. Dorothea Agnes Rampisela, M.Sc., selaku penanggung jawab pelaksanaan program pengembangan sagu.
Prof. Sumbangan menyampaikan apresiasi atas kerja sama pengembangan sagu Kawasan Timur Indonesia ini. Menurutnya, program yang akan dijalankan merupakan ide inovatif yang dapat meningkatkan kebermanfaatan potensi sagu dalam berbagai aspek.
“Hutan sagu di sejumlah wilayah Indonesia sudah terancam punah, apa yang akan kita kolaborasikan ini adalah salah satu upaya mewujudkan pengembangan sagu berkelanjutan. Diperlukan diskusi lebih lanjut terkait solusi menerapkan sistem dan model yang lebih efisien dalam proses pengelolaannya,” jelas Prof. Sumbangan.
Lebih lanjut, Prof. Sumbangan menuturkan harapannya agar kehadiran ‘World Sagu Center’ di Unhas nantinya dapat dikelola secara optimal. Program ini dapat mendukung tridarma pendidikan tinggi, khususnya dalam memfasilitasi pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi, serta perancangan dan pelaksanaan konsep atau sistem kegiatan pengembangan komoditas sagu kepada masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Ir. Dedi Junaedi, M.Sc., menyampaikan dalam pengembangan potensi sagu disejumlah daerah sangat diperlukan adanya perhatian dan dukungan. Salah satu tantangan adalah perbaikan jalan dan infrastruktur, untuk memudahkan akses bagi aktivitas produksi pengolahan sagu.
“Kita harap proses pembangunan World Sagu Center di Unhas dapat terlaksana dengan baik, dengan demikian kehadirannya dapat meningkatkan komoditas sagu dari sektor hulu sampai hilir. Strategi pengembangan dan pengelolaan yang dilakukan diharapkan dapat berjalan dan memberikan kebermnafaatan dalam jangka panjang bagi masyarakat,” jelas Ir. Dedi.
Lebih lanjut, diharapkaan penandatangan Surat Perjanjian Kerjasama ini sebagai upaya kolaborasi untuk mendukung pecepatan pembangunan dan pengembangan komoditas sagu di Indonesia. Implementasinya melalui kegiatan penelitian, pengembangan SDM perkebunan serta peningkatan sarana dan prasarana pendukung pengembangan sagu.
Pertemuan berlangsung dengan diskusi bersama dalam membahas peluang dan potensi lahan sagu di sejumlah wilayah penghasil sagu di Indonesia. (dhs/UNHAS)